Jawa Barat memiliki sejarah yang kaya, terutama dalam hal penyebaran agama Islam dan kerajaan-kerajaan yang berdiri di wilayah ini. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, Kerajaan Sumedang Larang memegang peranan penting dalam pembentukan sejarah dan peradaban Jawa Barat. Didirikan sekitar abad ke-16 Masehi, kerajaan ini menjadi bukti kuat dari pengaruh Islam di wilayah Tatar Pasundan.
Kerajaan Sumedang Larang, sebuah kerajaan Sunda di Jawa Barat, memiliki akar sejarah yang dalam serta beragam. Sejarah kerajaan yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam ini dimulai pada abad ke-8 Masehi, saat masa pemerintahan Kerajaan Pajajaran. Peradaban Kerajaan Sumedang Larang dimulai dari Kerajaan Tembong Agung, yang didirikan oleh Prabu Aji Putih pada tahun 678 Masehi. Pusat kerajaan berada di Citembong Karang, wilayah yang kini masuk dalam Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Prabu Aji Putih adalah keturunan dari Raja Wretikandayun, yang memerintah di Kerajaan Galuh, yang merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanegara yang runtuh pada abad ke-7 Masehi. Menurut catatan sejarah yang tertuang dalam jurnal Patanjala karya Euis Thresnawaty pada tahun 2011 yang berjudul “Sejarah Kerajaan Sumedang Larang,” Prabu Aji Putih memiliki beberapa putra, termasuk Batara Kusuma atau Batara Tuntang Buana alias Tajimalela. Tak hanya itu, Prabu Aji Putih juga memiliki tiga putra lainnya, antara lain Sakawayana alias Aji Saka, Haris Darma, dan Jagat Buana atau yang dikenal juga dengan nama Langlang Buana. Mulai dari masa berdirinya Kerajaan Tembong Agung hingga kelanjutannya menjadi Kerajaan Sumedang Larang, kedudukan kerajaan ini berada di bawah pengaruh Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, sebelum akhirnya bersatu di bawah naungan Kerajaan Pajajaran.
Kerajaan Sumedang Larang terkenal karena peranannya dalam penyebaran ajaran Islam di Jawa Barat. Bersamaan dengan Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Banten, Sumedang Larang menjadi salah satu pilar utama penyebaran agama Islam di wilayah tersebut. Berpusat di Kabupaten Sumedang, kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Sunda yang pernah berkedudukan di Pakuan Pajajaran.
BACA JUGA:
Sejarah yang berkaitan dengan Kerajaan Sumedang Larang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan peradaban Islam di Jawa Barat. Hal ini terutama setelah pusat pemerintahan Kerajaan Sunda jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Sumedang Larang menjadi penerus kesultanan Islam di wilayah tersebut, meneruskan jejak dari Kerajaan Sunda yang sebelumnya telah berjaya.
Penting untuk dipahami bahwa kerajaan ini tidak hanya mencerminkan keberadaan politik pada masa lampau, tetapi juga menjadi tonggak bersejarah dalam penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Sumedang Larang memiliki peran besar dalam mempertahankan dan menyebarluaskan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat pada zamannya.
Keberadaan Kerajaan Sumedang Larang tidak hanya melibatkan aspek politik semata, tetapi juga aspek keagamaan dan budaya. Di samping menjadi entitas politik yang kuat, kerajaan ini menjadi pusat pengembangan ajaran Islam di Jawa Barat. Hal ini tercermin dari praktik keagamaan, penulisan naskah-naskah keislaman, serta peran ulama-ulama yang mendukung dan menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut. Perlu ditekankan bahwa Kerajaan Sumedang Larang bukan hanya sebuah lembaga pemerintahan, tetapi juga sebuah entitas yang mempengaruhi peradaban dan kebudayaan Jawa Barat. Kepemimpinan yang bijaksana dari para raja dan dukungan terhadap kehidupan beragama membuat kerajaan ini menjadi pusat kegiatan intelektual dan keagamaan pada masanya. Dalam konteks arsitektur dan seni, Kerajaan Sumedang Larang juga memberikan kontribusi signifikan. Banyak peninggalan sejarah dalam bentuk bangunan dan seni kerajaan yang menjadi saksi bisu dari kejayaan masa lalu. Struktur arsitektur dan keindahan seni yang dihasilkan pada masa itu menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Jawa Barat.
Keberadaan Kerajaan Sumedang Larang dalam sejarah Jawa Barat menunjukkan betapa pentingnya peran sejarah bagi identitas suatu masyarakat. Ini tidak hanya menjadi catatan masa lalu, tetapi juga menandai perjalanan panjang keberagaman budaya dan agama di wilayah ini. Dalam mengapresiasi warisan sejarah ini, penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk mempelajari dan melestarikan nilai-nilai serta kekayaan sejarah yang diwariskan. Keberadaan Kerajaan Sumedang Larang adalah bagian integral dari identitas dan kekayaan budaya Jawa Barat yang patut dilestarikan dan dijaga agar tetap menjadi bagian penting dalam kesadaran sejarah masyarakat. Dengan menyelami dan memahami jejak-jejak sejarah Kerajaan Sumedang Larang, kita dapat merenungkan nilai-nilai keagamaan, kebijaksanaan politik, dan kekayaan budaya yang menjadi dasar bagi pembentukan masyarakat Jawa Barat pada masa kini. Warisan sejarah ini bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan sumber inspirasi bagi pembangunan masa depan yang lebih baik.
Referensi
Tim Redaksi. 2023. “Kerjaan Sumedang Larangan.” Wikipediaensiklopedia. Rubrik Berita. Edisi Rabu, 6 November. diakses Selasa, 07 November 2023, 14:44.
Prinada, Yuda. 2023. “Sejarah Sumedang Larang: Kerajaan Islam Sunda Pewaris Pajajaran.” tirtoid. Rubrik Berita. Edisi Rabu, 12 April. diakses Selasa, 07 November 2023, 14:44.
Tresnawaty, Euis. (2011). “Sejarah Kerjaan Sumedang Larangan.” Patanjala: Journal of Historical and Cultural Research, vol. 3(1), 154-168.
Ade Priangani, Budaya Sunda, Penerbit Manggu.
Tags: Budaya sunda, Kerajaan di Pulau Jawa
News
Berita Olahraga
News
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Drama Korea
Resep Masakan
Pendidikan
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.