Pendidikan Islam tumbuh dan berkembang seiring berjalannya zaman. Masih hidup dan berjalannya pendidikan Islam di Indonesia tidak lepas dari perjuangan dakwah para ulama terdahulu. Perjuangan para ulama didasari oleh Hadits “al-‘ulama warosatul anbiya” ulama adalah pewaris para nabi.
BACA JUGA:
Indonesia memiliki pejuang yang melatar belakangi kemajuan pendidikan Islam. Mereka telah menyumbangkan tenaga dan pikiran, sehingga bangsa dapat menikmati perjuangannya. Tokoh-tokoh Islam di Indonesia di antaranya:
- H. Hasyim Asy’ari
KH Hasyim Asy’ari lahir di Gedang, Kabupaten Jombang, pada 14 Februari 1871. Beliau adalah putra pasangan Kiai Asy’ari dan Nyai Halimah. Sejak kecil hingga berusia 14 tahun, beliau mendapatkan pendidikan langsung dari ayah dan kakeknya. Setelah itu, KH Hasyim Asy’ari menimba ilmu dari berbagai pesantren di Jawa dan melanjutkan pendidikannya ke Mekah pada 1892. Perjuangan KH Hasyim Asy’ari untuk Indonesia dimulai dengan mendirikan Pesantren Tebuireng. KH Hasyim Asy’ari bersama para ulama mengeluarkan resolusi jihad yang berhasil memunculkan gerakan perlawanan terhadap Belanda dan sekutu. Salah satunya pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945. KH Hasyim Asy’ari wafat pada 21 Juli 1947, dan pada 1964 beliau ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan nasional (Rifa’I, 2009).
- H. Wahid Hasyim
Putra dari KH. Hasyim Asy’ari dan Nyai Nafiqah. Wahid Hasyim lahir di Kabupaten Jombang, 1 Juni tahun 1914. KH. Abdul Wahid Hasyim adalah seorang pria yang cerdas. Saat berusia 7 tahun, beliau sudah khatam dan mahir dalam membaca Al Quran. Saat menginjak usia 18 tahun, Wahid Hasyim pun berangkat ke kota suci Mekkah. Perjalanan tersebut bertujuan untuk menunaikan ibadah haji, sekaligus memperdalam keilmuannya mengenai syariat islam. KH. Abdul Wahid Hasyim wafat pada tanggal 19 April 1953, akibat kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan Surat keputusan Presiden Republik Indonesia No. 206 tahun 1964 tertanggal 24 Agustus 1964, KH. Abdul Wahid Hasyim ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional (Jagad.Id, 2023).
BACA JUGA:
- H. Ahmad Dahlan
Nama K.H. Ahmad Dahlan kecil adalah Muhammad Darwisy putra dari pasangan K.H. Abu Bakar bin Sulaiman dan Siti Aminah binti Ibrahim bin Hasan. Pada saat Ahmad Dahlan berumur 15 tahun, Ia pergi melaksanakan ibadah haji lalu selama 5 tahun ia menetap di Mekkah. Pada tahun 1888, Ahmad Dahlan kembali ke kampung halamannya dan Ia yang bernama asli Muhammad Darwisy berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada 18 November 1912, K.H Ahmad Dahlan mendirikan organisasi bernama Muhammadiyah yang bergerak dibidang kemasyarakatan dan pendidikan. Semua yang di lakukan oleh K.H.Ahmad Dahlan bertujuan untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama kemajuan yang dapat mengangkat derajat umat ke taraf yang lebih tinggi dan itu terbuti membawa dampak positif bagi Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Pada 23 Februari 1923, pada usia 54 tahun K.H. Ahmad Dahlan wafat di Yogyakarta. Pada 27 Desember 1961, berdasarkan SK Presiden RI No.657 Tahun 1961 atas jasanya negara memberi beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia (Fariza Kalista, 2023).
Daftar Pustaka
Rifa’I, Muhammad. 2009. K.H. Hasyim Asy’ari: Biografi Singkat 1871-1947. Yogyakarta: Garasi.
Jagad, Id. 2023. “Biografi K.H. Abdul Wahid Hasyim Singkat.” Dikutip dari https://jagad.id/biografi-kh-abdul-wahid-hasyim/. Pada 25 Juni 2023.
Kalista, Fariza. 2023. “Biografi dan Profil Lengkap K.H. Ahmad Dahlan-Tokoh Pendiri Muhammadiyah.” Dikutip dari https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-kh-ahmad-dahlan-tokoh-pendiri-muhammadiyah/. Pada 25 Juni 2023.
La Yusran La Kalamu, Teori Belajar dan Aplikasinya dalam Pembelajaran, Penerbit Manggu.
Tags: Pendidikan Pesantren, Teori belajar
News
Berita Olahraga
News
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Drama Korea
Resep Masakan
Pendidikan
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.